Ini adalah cerita berseri tentang perjalanan saya dan teman-teman Facebook Developer Circle Leads ke Silicon Valley dalam rangka mengikuti Facebook F8 Developer Conference. Ikuti dari bagian 0 supaya mendapatkan jalan ceritanya secara keseluruhan.
Sampailah kita di acara utama F8 Conference day 1! Di hari pertama ini cukup banyak yang bisa di-highlight. Meskipun agak salah strategi sehingga di hari pertama ini banyak sekali melewatkan talk-talk keren, salah satunya talk tentang Jest yang dibawakan oleh Aaron Abramov . Entah siapanya Dan Abramov si Aaron ini.
Setelah mengantri cukup panjang untuk masuk ke auditorium, akhirnya bisa dapat tempat duduk yang cukup strategis.
Ngantri with om Bambang dan Firdaus
DAN bisa foto dan naik panggung sebelum Mark muncul! Walaupun setelah itu dikejar-kejar satpam :)
DevC Asia Pacific foto-foto di depan stage sebelum Mark tampil.
With DevC Jakarta: Om Luri (paling kiri) dan Anne.
Ok, masuk ke catatan keynote. Saya ngga akan me-review secara detil ya disini. Silakan baca atau nonton videonya kalo mau lebih detil. Saya hanya akan me-review dari sudut pandang saya dan ada beberapa momen yang mungkin terlewat karena saya tertidur karena jet lag :)
Terlepas dari masalah yang dihadapi akhir-akhir ini, Mark terlihat segar dan cukup ceria. Mengusung tagline “We will keep building”, Mark membawakannya dengan semangat yang tinggi sehingga saya yang mendengarkan juga bisa ikut merasakan semangatnya. Sangking semangatnya hingga tertidur di tengah-tengah talk 😉.
Berikut beberapa catatan dari keynote Mark Zuckerberg terkati Facebook:
App review kembali dibuka.
Sempat mengangkat isu privasi dan privasi data meski porsinya tidak terlalu banyak.
Facebook akan fokus memberantas berita hoax, spam, dan akun palsu. Mungkin untuk konten berbahasa Indonesia bisa pakai engine yang dibuat alumni HACKTIV8 😉.
Beberapa tambahan fitur untuk grup dan komunitas.
Facebook akan mengeluarkan fitur kencan ala tinder.
Akan ada marketplace, jadi bisa jualan di Facebook. Mark bilang hal ini terinspirasi dari Indonesia yang sudah menggunakan Facebook sebagai tempat jualan.
Akan ada up vote dan down vote.
Untuk instagram sendiri ada beberapa fitur yang akan ditambahkan:
Instagram akan memperbarui halaman explore.
Akan ada juga fitur video chat.
Tambahan Augmented Reality Camera Effect. Jadi bisa nambahin efek AR di foto.
Sementara untuk WhatsApp, ada beberapa update juga:
Shout out dan tepuk tangan dari Mark untuk co-founder WhatsApp yang memutuskan keluar.
Akan hadir fitur group video calling.
WhatsApp for Business akan segera open to public.
Dan sebagai catatan penutup, Oculus meluncurkan produk barunya yaitu Oculus Go dan harganya $199 dan semua yang ikutan F8 mendapatkannya secara gratis!
Oculus Go sudah ditangan
Kegiatan berikutnya adalah hunting swag! 😈 Dapat cukup banyak sampai-sampai koper nyaris tidak muat. Hampir semua booth memanjakan pengunjung dengan berbagai swag keren. Booth-booth yang ada semuanya adalah produk Facebook. Mulai dari Oculus, Messenger, Analytics, Video, PyTorch, Ads, Instagram, dan banyak yang lainnya. Hasilnya… Cukup menggembirakan!
Hunted!
Dan yang menjadi favorit booth buat saya adalah booth Open Source! Sangking kerennya, booth ini layak mendapat porsi pembahasan tersendiri.
Kenapa booth ini menjadi favorit? Karena dikasih segepok stiker buat dibagi-bagi ke komunitas di Jakarta. Alasan kedua karena bisa bertemu dengan influencer di dunia open source dan tech scene secara umum. Booth ini dijaga oleh Joel Marcey, Developer Advocate Facebook. Saya sempat berinteraksi dengan Joel ketika mencoba kontribusi ke salah satu project open source Docusaurus. Dan bisa bertemu dan diskusi langsung adalah hal yang sangat menyenangkan.
With Joel
Dan ada satu orang lagi yang menjaga booth open source adalah Eric Nakagawa! Dia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap semua project open source yang ada di Facebook! Sebenarnya ada kesempatan bertemu kemaren pas acara DevC Leadership tapi saya missed karena sedang ngobrol dengan Emeka Afigbo. Silakan baca artikel sebelumnya.
With Eric Nakagawa
Dengan Eric diskusi cukup banyak. Yang saya baru tahu adalah Eric sempat mencoba menjadi podcaster. Dia sempat menjalankan podcast dengan format yang, well, mirip dengan Ceritanya Developer, podcast yang sedang jalankan. Dia melakukan interview dengan teman-temannya yang adalah developer juga. Namanya Potluck Podcast dan sudah berhenti di episode 6. Sudah tidak bisa di download dan didengarkan, sayangnya.
Kemudian giliran saya yang bercerita. Saya sampaikan bahwa saya juga baru saja me-launch sebuah podcast setelah podcast lama saya berhenti. Saya juga sempat memperlihatkan statistik dua episode awal: episode teaser/coming soon dan episode pertama. Dia cukup kaget dan bilang “Impressive! You’re doing much better than me!!”. Terimakasih banyak pendengar Ceritanya Developer Podcast. Karena kalian, saya jadi bisa sedikit pamer didepan sosok prolific seperti Eric 😈.
Kemudian Eric juga memperingatkan saya supaya menjaga momentum dan jangan sampai burnout. Dia menyebutkan bahwa dia melakukan podcast sambil membuat tools untuk podcast. Agak kepo dan ingin melakukan analisa terhadap pendengarnya, Eric memutuskan membuat sendiri analytic tools yang bisa melihat behavior pendengar secara realtime. Hal itulah yang akhirnya membuat dia burnout dan memutuskan berhenti nge-podcast.
Eric juga sempat share best practice untuk podcast. Katanya yang paling optimal adalah publish seminggu sekali. Atau paling tidak dua minggu sekali. Karena kalau lebih lama, misalnya sebulan sekali maka pendengar akan bertanya-tanya dan sudah nagih episode baru di dua minggu pertama. Tapi challenge-nya melakukan podcast seminggu sekali adalah burnout dan kehabisan narasumber kalau formatnya interview. Format seminggu sekali mungkin cocok untuk podcast dengan format self talk kali ya.
Saya kemudian juga share ke Eric bahwa saya menggunakan format yang sedikit berbeda. Saya menggunakan format season seperti TV Series untuk podcast Ceritanya Developer. Jadi dalam setahun saya nyetok delapan interview dan akan saya publish setiap bulan. Dan kalo responnya ok baru saya lanjut ke season berikutnya. Dan menurut dia format seperti ini cukup menarik dan cukup bagus. Let see…
Setelah selesai curhat seputar podcast, saya mulai bertanya insight tentang development dan teknologi kepada Eric. Dia menyebutkan artificial intelligence atau AI adalah masa depan. Dan menyarankan kita, developer, untuk segera belajar AI. Untuk memulai belajar AI, Eric menyarankan belajar dari fast.ai karya Jeremy Howard. Saya sempat tanya, gimana dengan course Andrew NG yang ada di Coursera? Menurut Eric, punya Andrew NG bagus untuk mempelajari teori yang lebih mendalam sementara course Jeremy Howard lebih practical. Di lesson pertama saja kita sudah bisa membuat image classification yang membedakan gambar kucing dengan gambar anjing.
Jadi mari segera belajar AI.
Setelah bertemu Eric dan Joel dan mendapatkan insight yang super useful saya dan teman-teman sangat merasa puas. Saya bisa tidur nyenyak nih nanti malam 😃. Tapi ada satu lagi momen dimana saya merinding. Bukan (hanya) karena kedinginan, tapi karena menjadi saksi dan menyaksikan teman seperjuangan, Anne berdiri dan talk didepan audience F8! Bangga lah pasti sebagai teman dan co-lead. Meski bukan panggung utama, tapi tetap aja!!
Anne on the stage
Topik yang diangkat adalah tentang komunitas dan female developer. Sampai saat ini belum ada videonya, semoga ada rekamannya jadi teman-teman bisa nonton juga.
Itu dia keseruan di hari pertama. Secara umum saya banyak melakukan networking dan ngobrol di hari pertaman ini. Bayangkan orang-orang hebat sekelas Eric Nakagawa jaga stand dan bisa diajak diskusi, kapan lagi coba kesempatan itu muncul?! Gara-gara kebanyakan diskusi jadi porsi nonton talk jadi minimun.
Nantikan keseruan di hari kedua. Untuk hari kedua saya fokus melihat beberapa talk-talk keren. Kalau mau dengar penuturan langsung dari kami yang berangkat, silakan join grup facebook DevC Jakarta. Kita akan mengadakan meetup khusus membahas tentang pengalaman kita di F8.